Mahasiswa Organisasi vs Mahasiswa Akademik

RANTIANG.COM- (13/12/2018) Dalam tulisan kali ini kami akan membahas tentang mahasiswa organisasi dengan mahasiswa akademik. Mana sih yang lebih baik? Menjadi mahasiswa yang hanya mementingkan akademiknya atau mahasiswa yang menjadi bagian dari organisasi yang ada dilingkungan kampusnya? atau bagaimakah seharusnya?

Hal ini memang sudah menjadi topik yang sangat biasa dan sudah lumrah untuk dibahas. Penulis akan menulisnya kembali berdasarkan sudut pandang penulis sendiri dengan menyertakan berbagai referensi bacaan.

“Mahasiswa adalah orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi disebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan universitas. Mahasiswa disuatu negara memegang peranan penting dalam suatu negara”  (Wikipedia)

Mahasiswa disuatu jenjang perguruan tinggi biasanya ada yang pro terhadap organisasi yang ada dikampusnya, dan ada pula sebaliknya. Biasanya yang pro itu adalah mahasiswa organisasi, sedangkan disisi lain mahasiswa yang lebih menekuni akademiknya adalah mahasiswa akademik. Mahasiswa akademik yang tidak memilih untuk bergabung dengan organisasi yang ada dikampusnya biasanya dikenal sebagai mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). Disisi lain mereka dicap sebagai mahasiswa yang kurang pergaulan, cupu, dan tidak banyak memiliki kenalan atau koneksi. Sedangkan mahasiswa yang pro terhadap organisasi kampusnya biasanya dicap sebagai mahasiswa yang numpang eksis, malas berajar, dan sebagainya.

Keduanya saling membenarkan pahamnya. Mahasiswa akademis yang paling benar. Karena mahasiswa itu tugasnya ya belajar. Sedangkan disisi lain, mahasiswa organisasi lah yang benar. Karena mahasiswa itu selain tugasnya belajar, mahasiswa juga harus bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Manasih yang benar?

Berikut adalah beberapa sudut pandang tentang mahasiswa organisasi dan mahasiswa akademis:

1. Mahasiswa organisasi mereka melakukan pembelajaran diluar kelas.

Dimana mahasiswa organisasi mereka bisa mendapatkan materi teoritis didalam kelas saat belajar. Sedangkan untuk mendapatkan teori praktisnya, mereka mendapatkan dari organisasinya. Bagaimana memiliki public speaking yang baik, memanajemen waktu, bersosialisasi dengan lingkungan, dan sebagainya. Dengan berorganisasi mahasiswa bisa memiliki banyak koneksi. Maupun itu diluar kampus atau didalam kampus.

2. Mahasiswa organisasi lebih menghidupkan suasana yang ada  dikampus.

Dengan adanya organisasi suasana dikampus akan lebih menarik. Dengan acara-acara yang mereka selenggarakan orang luar akan datang ke kampus dan akan menghidupkan citra kampus itu sendiri.

3. Mahasiswa organisasi memiliki IPK yang rendah.

Disini kita tidak bisa menilai dari satu sudut pandang saja. Tidak semua mahasiswa yang berorganisasi memiliki IPK yang relatif rendah. Dan pandangan demikian adalah sebuah kekeliruan belaka.

4. Mahasiswa organisasi adalah mahasiswa yang hanya ingin eksis dikampus.

Eksis adalah sebuah dampak positif dari kinerja seseorang. Eksisnya seorang mahasiswa biasanya karena dia aktif berorganisasi serta mahasiswa yang pintar dalam bidang akademis. Tentunya sebagai mahasiswa organisasi yang memiliki banyak program kerja mereka akan terlihat sangat sibuk dari mahasiswa biasa.

Selanjutnya

1. Mahasiswa akademis adalah mahasiswa yang kurang pergaulan.

Jangan menilai dari salah satu sudut pandang saja, hal tersebut belum tentu kebenarannya. Karena kita tidak tahu bagaimana kehidupan dan kegiatan seorang diluar kampus.

2. Mahasiswa akademis hanya membanggakan IPK nya yang relatif sangat baik.

Ini juga merupakan kekeliruan pemikiran belaka. Dimana seperti telah ditulis sebelumnya, kita tidak tahu bagaimana kehidupan dan kegiatan seorang diluar kampus. Banyak dari mahasiswa yang tidak hanya mengabdikan dirinya dikampus tempat ia berkuliah, tetapi mereka abdikan diluar kampus. Misalnya saja, ada mahasiswa yang mengabdikan dirinya sebagai fotografer yang baik.

3. Mahasiswa akademis tidak akan berhasil didunia kerja.

Banyak pendapat mengatakan bahwa mahasiswa akademik tidak akan berhasil didunia kerja. Karena mereka memiliki kemampuan dan pengalaman berorganisasi yang minim. Sama hal nya seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Mahasiswa akademik meski mereka tidak memiliki atau berorganisasi dikampusnya, mereka juga memiliki kehidupan diluar kampus. Bisa saja mereka memiliki organisasi diluar yang tidak berhubungan dengan organisasi kemahasiswaan.

Dari sudut pandang diatas telah banyak terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam pemikiran seseorang. Kesalahan-kesalahan umum mahasiswa organisasi yang sering terjadi adalah mahasiswa organisasi yang terlalu asik dengan organisasinya lupa bahwa tugas utama seorang mahasiswa itu adalah belajar. Mantan Presiden Mahasiswa STMIK Indonesia 2015/2016, Seprian pada saat memberikan materi tentang latihan dasar kepemimpinan kepada mahasiswa baru, ia berpesan bahwa “Kita itu kuliah, dan kita kuliah disambilkan dengan berorganisasi. Bukan sebaliknya”. Dan untuk mahasiswa akademis yang terlalu asik dengan tugas kuliah dan ujian sampai lupa bahwa hidup tak sebatas nilai dan IPK yang tinggi saja.

Dari sudut pandang diatas telah banyak terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam pemikiran seseorang. Kesalahan-kesalahan umum mahasiswa organisasi yang sering terjadi adalah mahasiswa organisasi yang terlalu asik dengan organisasinya lupa bahwa tugas utama seorang mahasiswa itu adalah belajar. Mantan Presiden Mahasiswa STMIK Indonesia 2015/2016, Seprian pada saat memberikan materi tentang latihan dasar kepemimpinan kepada mahasiswa baru, ia berpesan bahwa “Kita itu kuliah, dan kita kuliah disambilkan dengan berorganisasi. Bukan sebaliknya”. Dan untuk mahasiswa akademis yang terlalu asik dengan tugas kuliah dan ujian sampai lupa bahwa hidup tak sebatas nilai dan IPK yang tinggi saja.

Dari sudut pandang diatas telah banyak terjadi kekeliruan-kekeliruan dalam pemikirian seseorang. Kesalahan-kesalahan umum mahasiswa organisasi yang sering terjadi adalah mahasiswa organisasi yang terlalu asik dengan organisasinya lupa bahwa tugas utama seorang mahasiswa itu adalah belajar. Mantan Presiden Mahasiswa STMIK Indonesia 2015/2016, Seprian pada saat memberikan materi tentang latihan dasar kepemimpinan kepada mahasiswa baru, ia berpesan bahwa “Kita itu kuliah, dan kita kuliah disambilkan dengan berorganisasi. Bukan sebaliknya”. Dan untuk mahasiswa akademis yang terlalu asik dengan tugas kuliah dan ujian sampai lupa bahwa hidup tak sebatas nilai dan IPK yang tinggi saja.

IPK saja tidak penting, pengalaman berorganisasi tetapi IPK hanya 2 lebih konyol lagi kan? Yang baik itu adalah IPK dan pengalaman berorganisasi yang baik. THING BIG 🙂

 

Penulis : Dara Melica

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.