Jauhi Narkoba Mulai dari Diri Sendiri
RANTIANG.COM- Sebagai generasi muda harapan bangsa, penting untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila ke kehidupan sehari-hari. Apa yang kita lakukan saat ini, menentukan kemajuan bangsa ke depannya. Lantas, apa jadinya jika dari tingkah laku diri sendiri saja mengecewakan orang terdekat? Seperti halnya kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang sering kali merenggut kalangan milenial. Bukan hanya membuat nama keluarga tercoreng, melainkan juga memakan korban jiwa.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi, Drs. Heru Winarko, S.H.,menyatakan kalangan remaja yang terpapar narkotika lebih rentan sebagai pengguna jangka panjang. Sebab, mereka memiliki waktu yang cukup panjang dalam mengonsumsi narkoba. Mengetahui peristiwa ini, RANTIANG.COM merangkum tips agar kamu berani menolak narkoba masuk dalam kehidupan, bahkan jangan sampai merugikan masa depan, deh!
- Pahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri

Kelebihan dan kelemahan diri seolah menjadi sepasang yang tentu ada di setiap manusia. Sudahkah kamu memahami apa kelebihan dan kelemahanmu? Dua hal ini dapat menggambarkan bagaimana kepribadianmu sebenarnya. Jika kamu sosok yang mempunyai kelebihan seperti berkeinginan tahu yang tinggi, dengan sendirinya terbentuk sifat dewasa yang membantumu membedakan mana yang baik atau buruk. Sebaliknya, jika kamu berada di titik kelemahan yang mudah dipengaruhi dan “nekat” karena rasa penasaran akan suatu hal, berhati-hatilah dalam bergaul. Bagaimana bisa menjaga diri, kalau kamu saja acuh tak acuh dan menyepelekan dampak ke depannya.
2. Bangun komunikasi intens bersama keluarga

“Harta yang paling berharga adalah keluarga”, sepenggal lirik tersebut menjadi cerminan setiap keluarga di Indonesia. Bagaimana tidak, berkat adanya keluarga, kita mendapat dukungan atau support system yang selalu menjadi prioritas. Peran keluarga, khususnya orangtua terhadap anak-anaknya perlu senantiasa ditumbuhkan agar terbangun komunikasi intens satu sama lain. Dengan begitu, hal-hal yang tidak diinginkan pun tidak merusak nama baik keluarga.
3. Cerdas memilih lingkungan pergaulan

Poin ketiga bukan berarti kamu harus memilih-milih kerabat. Maksud dari poin ini, kamu diminta selektif menentukan pergaulan atau lingkup yang positif. Kasus-kasus penyalahgunaan narkoba yang marak di kalangan milenial, sebagian besar awal mulanya karena salah pergaulan. Ketika mengalami keterpurukan, bukan solusinya malah menyakiti diri sendiri dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Datangilah pihak yang kamu yakini dapat memberikan aura positif di kehidupanmu. Pergaulan yang asyik, pastinya say no to drugs!
4. Segera menjauhi pihak yang membawa dirimu ke hal yang negatif

Ciri-ciri teman yang baik dan peduli ialah selalu mendukung kamu melakukan hal-hal positif. Bukan justru sebaliknya, menuntunmu ke jalan yang salah dan menjebak. Sebelum terlambat dan termakan ajakan mautnya, sebaiknya kamu menjaga jarak dengannya. Apabila keadaannya mulai memaksa, jangan takut untuk katakan ‘tidak’! Setelah kejadian ini, apakah kamu merasa kehilangan teman? Bukan, itu bukan teman terbaik untukmu. Jangan khawatir kalau kehilangan teman yang menjerumuskan. Sudah saatnya kamu menjauhi dia.
5. Kejarlah mimpi dan fokus mengembangkan bakat

Bukan milenial kalau hanya merasa berjiwa muda tetapi malas meraih mimpi. Di zaman yang serba canggih ini, saatnya milenial unjuk gigi untuk kemajuan bangsa Indonesia dengan menghasilkan karya-karya gemilang. Teruslah menggali kemampuan sampai mimpi-mimpi yang didambakan terwujud. Isilah waktu luang melalui kegiatan berfaedah hingga memiliki nilai daya jual. Jauhkan kegiatan-kegiatan yang mengancam masa depanmu jadi abu-abu karena jatuh ke dalam kasus narkoba.
Salah satu tantangan dan hambatan Indonesia belum dikatakan negara maju karena remajanya yang mudah terjerumus ke pergaulan yang salah. Pastinya salah besar kalau beranggapan narkoba menjadi alasan untuk “keren”. Tanpa narkoba, kamu lebih keren apalagi sambil berkarya. Jangan sampai menyesal kemudian, bila masa muda saja disalahgunakan dan terjebak dengan obat-obatan terlarang.